Jumat, 30 Januari 2015

F2 Pilihan Hj Nurhayanti


Setelah sekian lama dinanti-nantikan, F2 (kandidat Wakil Bupati Bogor) pendamping Hj Nurhayanti, Plt Bupati Bogor yang pantas jadi pasangan handal dalam memasarkan Kabupaten Bogor akhirnya bermunculan juga. Tak hanya dari kalangan politisi, namun juga akademisi.
Sejumlah kriteriumpun mencuat, sehingga F2 yang dimaksud klop dengan rencana pencapaian visi-misi Bupati menjadikan Bogor sebagai kabupaten termaju di Indonesia, dengan 25 penciri, yang meliputi sektor Ipoleksosbudhankammil (ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan, keamanan, militer) plus pendidikan, kesehatan, olahraga, pariwisata, dan pertanian. Sektor pertanian yang sangat melekat dengan kondisi Kabupaten Bogor berpenduduk 5,3 juta jiwa ini ternyata sempat membuat kita semua berpaling kepada kandidat yang tak hanya mampu membuat konsep pertanian terpadu, namun juga bisa merealisasikan program yang menjanjikan itu, bahkan dapat menjadi lokomotif (penggerak) sektor lain di Kabupaten Bogor.
Tampilnya akademisi IPB, Handian Purwawangsa, SHut, MSi dalam bursa F2 pilihan Hj Nurhayanti bisa jadi harapan baru bagi Kabupaten Bogor. Penampilan dosen pada Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB ini tak hanya menuai asa, tapi juga gereget (himmah) mewujudkan peran aktif IPB di Bumi Tegar Beriman ini. Kerjasama dengan pemerintah pusat diharapkan makin cair, terutama dalam mewujudkan program pertanian terpadu yang prorakyat dan realistis dikembangkan di Kabupaten Bogor, serta memiliki ciri khas kearifan lokal.
Basis kebijakan publik yang diharapkan bersumber dari ilmu pengetahuan dan data akurat bakal jadi magnet tersendiri dari kelompok kepentingan yang peduli terhadap pengembangan lahan tidur, dengan biaya relatif murah, namun menghasilkan kemaslahatan bernilai ekonomis tinggi (EVA: Economic Value Added). Tawaran program F2 itu tentu bakal seiring sejalan dengan harapan Hj Nurhayanti, terutama untuk menggerakkan pencapaian MDG’s (Millenium Development Goals), tanpa harus direcoki oleh hal-hal pelik di bidang hukum dan resistensi kepemimpinan di masa depan.
Kreativitas program yang dipadukan dengan leadership F1 dan F2 nonpartai, tak di satu parpol, tapi bukan berarti tak ada di mana-mana, bakal jadi pertimbangan menarik paska kepemimpinan Rachmat Yasin. Semoga. n
Sumber : Mochamad Ircham
http://jurnalbogor.co/?s=handian

Kamis, 22 Januari 2015

IPB Ajak Ibu PKK Bertani


Institut Pertanian Bogor atau IPB mengajak ibu-ibu tim penggerak PKK bertani dengan memanfaatkan lahan di sekitar pekarangan rumah. Selain membuat suasana rumah asri, sekaligus membantu untuk meningkatkan pendapatan keluarga.
ceramahhhhhhhhh“Bertani itu tidak hanya bisa dilakukan di lahan yang luas, tapi kita bisa memanfaatkan lahan sempit semisal pekarangan rumah,”kata Wakil Direktur Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB Handian Purwawangsa, ditemui Jurnal Bogor, usai lokakarya pemanfaatan lahan dan pekarangan di sebuah hotel di Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Selasa (11/11).

Handian menjelaskan lahan pekarangan yang ada di hampir sebagian besar rumah warga,khususnya yang tinggal diperkampungan bisa ditanami berbagai tanaman buah, seperti pepaya maupun obat-obatan.”Jika pemanfaatan lahan pekarangan digalakan, saya yakin kebutuhan buah pepaya untuk warga kota maupun kabupaten terpenuhi,”ujarnya.

IPB lanjut dia sengaja menjadikan kaum ibu, khususnya yang tergabung dalam tim penggerak PKK sebagai sasaran program ini, alasannya mereka ini yang lebih sering berada di rumah.”Jadi tahu betul apa yang harus dilakukan atau dikerjakan,”jelasnya.
Tahap pertama yang diberi pelajaran atau teori ini kata dia lagi ibu-ibu dari wilayah Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.”Setelah diberikan teori, pekan depan mereka ini akan diajari praktik lapangan. Dan selama tiga bulan akan kami pantau untuk melihat hasilnya, artinya program ini tak hanya terhenti di lokakarya saja, tapi berkelanjutan,”terangnya.

Sementara itu, Yulih Prawira Sumantri, dari Yayasan Pendidikan Megamendung, yang menjadi rekan IPB, menjelaskan program bertani dengan memanfaatkan lahan pekarangan rumah yang digelar IPB ini, akan banyak membawa manfaat bagi warganya khususnya yang tinggal di sekitaran Megamendung.

“Bertani di pekarangan rumah sangat cocok diterapkan di Megamendung, karena lahan atau tanahnya sangat subur untuk ditanami berbagai jenis buah, mungkin salah satunya pepaya,”ujar kepala SMP YPM ini.

Selain ibu-ibu PKK, kata dia program ini sebenarnya telah dilaksanakan di sekolah yang dipimpinnya.”Kebetulan siswa yang bersekolah di SMP YPM ini, anak-anak petani yang tak mampu, makanya selain diajari mata pelajaran umum, mereka juga kita ajarkan cara bertani,”pungkasnya. n Mochamad Yusuf

Sumber : http://jurnalbogor.co/

Buah Lokal Bogor Diminati Eksportir




IPB, siap membantu memasarkan produk pertanian lokal Bogor, untuk ditembuskan kepasar domestik maupun untuk ekspor ke mancanegara dan IPB sudah menggandeng sejumlah eksportir yang bersedia membeli produk buah-buahan lokal Bogor untuk dipasarkan kesejumlah negara.
“Peluang produk pertanian lokal Bogor untuk menembus pasar internasiol sangat terbuka. Sekarang tinggal kemauan kita semua, bisa tidak menyiapkan produk yang diminta secara berkelanjutan,” ujar Handian Purwawangsa, Wakil Direktur Kajian Strategis Kebijakan Pertanian IPB, kepada Jurnal Bogor, Minggu (23/11).
Handian, yang ditemui disela acara diskusi tentang peluang dan tantangan ekspor produk pertanian Bogor, di Papyrus, lebih lanjut mengatakan, buah-buahan lokal bisa menembus pasar global atau internasional, karena buah-buahan tersebut unik yang tidak ada di negera lain.
Namun kata dia, masalahnya produktifitas buah-buahan yang diminati pasar luar negeri itu, belum besar, lantaran masih dikelola secara tradisional oleh para petani dan luas areal penanamanya juga masih kecil serta terpencar-pencar, sehingga sulit memenuhi permintaan dalam jumlah besar.
“Tapi IPB sudah menemukan solusinya, di wilayah Bogor khususnya kabupaten ada sekitar enam ribu lahan tidur yang belum dimanfaatkan. Disinilah kita memerlukan peran dari pemerintah daerah, agar lahan tersebut bisa kita olah dan ditanami tanaman buah dan produk hortikultura lainnya,” jelas Handian.
Selain pasar global, buah lokal Bogor juga kata Handian, sekarang ini banyak diminati para pengelola pasar-pasar modern atau supermarket. Karena sekarang ini kata dia lagi, pola konsumsi masyarakat mulai ada pergeseran, dari awalnya hobi mengkonsumsi buah impor, kini terbalik, buah lokal lah yang dilirik dan dibeli.
IPB lanjut Handian, lewat Direktorat Direktorat Kajian Strategis Kebijakan Pertanian (KSKP), untuk mengisi peluang tersebut, dalam beberapa tahun ini sudah melakukan aksi dengan melakukan penanaman buah-buahan lokal, dengan melibatkan ratusan petani di sejumlah kecamatan di Kabupaten Bogor dengan memanfaatkan lahan-lahan pekarangan rumah.
Wili Hidayat, salah seorang pemuda yang menjadi mitra IPB, dalam mengembangkan tanaman buah lokal menambahkan, sektor pertanian jika dikelola dengan baik, akan membuat daerah semakin kuat. “Pertama jelas kita tak perlu lagi mendatangkan kebutuhan pangan dari luar, malah sebaliknya kita bisa mengirimnya keluar,” ujarnya.
Namun masalahnya kata Wili, pemerintah sekarang ini sepertinya banyak yang mengabaikan atau meremehkan masalah pembangunan sektor pertanian. Karena pemerintah terutama di dearah lebih senang memperhatikan industri manufaktur untuk dijadikan andalan mengumpulkan pundi-pundi kas daerah.
“Ini kebijakan yang salah, dan dampaknya sudah terasa sekarang, karena produktifitas pertanian turun, kita banyak melakukan impor dari mulai beras hingga buah-buahan. Makanya kedepan kita minta sektor pertanian kembali diperkuat, agar bangsa ini kembali jaya dan menjadi tuan rumah di negerinya sendiri,” tutupnya. n Mochamad Yusuf

Sumber : http://jurnalbogor.co/

“Pencanangan Pemanfaatan Lahan Tidur” (Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.)









Sektor pertanian berperan besar dalam perekonomian nasional. Selain berperan sebagai penyedia bahan pangan, lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa, sektor pertanian juga berperan strategis dalam pengurangan kemiskinan. Sebagian besar penduduk yang tergolong miskin tinggal di desa menggantungkan hidupnya di sektor ini. Upaya pembangunan pertanian yang mengarah ke pertumbuhan produktivitas pertanian secara keseluruhan diyakini dapat membantu pengurangan penduduk miskin dalam jumlah yang cukup signifikan. Pertumbuhan sektor pertanian dapat menciptakan tambahan bahan pangan, lapangan kerja baru dan peningkatan pendapatan masyarakat di pedesaaan. Peranan sektor pertanian tersebut terjadi terutama karena sub sektor tanaman pangan berkembang dengan sangat pesat. Di samping itu, sektor pertanian juga berperan besar dalam upaya perwujudan ketahanan pangan nasional

Peranan tersebut akan lebih signifikan jika ditunjang dengan pengetahuan akan penerapan teknologi pertanian baik yang bersifat teknis maupun non teknis. Adapun secara teknis yaitu meliputi penggunaan bibit varietas unggul diiringi dengan penggunaan mesin pertanian, pemupukan dan pemeliharaan harian. Sedangkan secara non teknis antara lain petani memahami akan beberapa program pendukung pertanian antara lain pemberian bantuan pengembangan usaha baik melalui sistem bantuan kredit atau kerjasama, program subsidi pupuk, pemanfaatan optimalisasi lahan melalui sistem tumpang sari, agroforestri, agrosilvopastura, dan sistem penunjang lainnya. Secara umum kondisi petani di Indonesia adalah petani gurem yang memiliki modal terbatas dan dengan tingkat teknologi yang rendah dengan produktivitas yang rata-rata masih rendah. Hal itu membuktikan bahwa petani gurem memiliki efisiensi teknis yang rendah karena belum mampu mendapatkan output secara maksimum dan efisiensi alokatif belum efisien dan masih perlu penambahan input produksi untuk mendapatkan output maksimum.
Pemberdayaan petani dalam rangka menambah input baik berupa bantuan kerja sama ataupun pembekalan atau transfer pengetahuan dan teknologi merupakan jalan bagi petani dalam merealisasikan program-program ketahanan pangan dan kemandirian masyarakat sehingga mampu menghasilkan output yang optimal demi mewujudkan kehidupan yang mapan dan mandiri bagi petani. Kabupaten Bogor mempunyai potensi lahan yang luas, saat ini sebagian besar merupakan wilayah pertanian, tegalan dan hutan. Untuk produk pertanian unggulan, Kabupaten Bogor memiliki potensi sumber daya pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

IPB sebagai perguruan tinggi pertanian, memiliki berbagai hasil riset dan inovasi yang dapat diaplikasikan oleh masyarakat. Progam aksi pengembangan hasil-hasil penelitian IPB di bidang pangan merupakan salah satu bentuk Tridharma Peruruan Tinggi yang dilakukan oleh sivitas akademika IPB. Kegiatan ini akan dilaksanakan di Kampung Calobak, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari dengan ruang lingkup kegiatan adalah ”Pencanangan Pemanfaatan Lahan Tidur”.
Kegiatan “Pencanangan Pemanfaatan Lahan Tidur” dilaksanakan pada hari Jumat, 24 Oktober 2014 di Kebun Percobaan Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian IPB, Kampung Calobak RT. 003 / RW. 007, Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.
Dengan format acara yang begitu santai dan penuh keakraban acara ini dipandu oleh Handian Purwawangsa, S.Hut, M.Si (Kasubdit Kajian dan Program Aksi-KSKP IPB), sambutan disampaikan Prof. Dr. Ir. Herry Suhardiyanto, M.Sc (Rektor IPB), H. Iwan Setiawan, SE (Wakil Ketua DPRD Kab. Bogor). Acara dibuka oleh Dr. Syarifah Sopiah (Kepala BAPPEDA) yang mewakili Plt. Bupati. Dalam acara ini juga ada diskusi dan Drs. H. Nana Suryana, MM. (Mantan Wakil Bupati Kab. Bogor) ditunjuk sebagai moderator pada acara tersebut.

Rabu, 21 Januari 2015

Rumput Odot: Solusi Hijauan Pakan Ternak


Persoalan daging sapi adalah salah satu isu sektor pertanian yang mengemuka beberapa waktu terakhir. Tingginya tingkat konsumsi daging sapi nasional belum diimbangi dengan produktivitas sapi nasional. Pemerintah kemudian mengambil kebijakan impor, baik berupa daging maupun bakalan sapi.
Angka impor bakalan sapi yang tinggi, tidak disadari akan berdampak pada pemenuhan kebutuhan pakan ternak. Di sisi lain, masih ada lahan tidak produktif yang tidak diusahakan. Direktorat Kajian Strategis dan Kebijakan Pertanian (KSKP) IPB melihat ada potensi lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pengembangan hijauan pakan ternak.
Salah satu lahan yang menjadi model pengembangan hijauan pakan ternak (rumput odot) dengan memanfaatkan lahan non produktif adalah lahan di Kampung Cibilik, Desa Nanggerang, Kabupaten Sukabumi. Penanaman rumput odot di kampung yang berbatasan dengan Taman Nasional Gede-Pangrango ini dilakukan di lahan seluas 2 ha. Kasubdit Kajian Strategis dan Program Aksi, Handian Purwawangsa, S.Hut, M.Si dalam pengantarnya menyampaikan bahwa model pengembangan hijauan pakan ternak ini adalah upaya nyata IPB dalam menyumbang solusi penyediaan pakan ternak.
Pada hari Sabtu, 25 Januari 2014 yang lalu, diselenggarakan acara Panen Perdana. Panen Perdana yang dibuka oleh Direktur KSKP IPB, Dr.Ir. Dodik Ridho Nurrochmat, M.Sc.F.Trop ini menandai awal pemanenan rumput odot di Kampung Cibilik. Acara ini juga dihadiri oleh Camat Kecamatan Cicurug, Kepala Desa Nanggerang, Petani, Tokoh Masyarakat dan Wartawan dari berbagai media.
Matahari yang bersinar cukup terik dan angin yang berhembus kencang, tidak menyurutkan niat para hadirin untuk melihat langsung lokasi pemanenan yang berada di lereng yang cukup terjal. Rumput odot yang akan dipanen ini memiliki produktivitas sekitar 4 ton/ha. Dan dalam pemasarannya pun, sudah bekerjasama dengan PT. Fajar Taurus sebagai perusahaan peternakan sapi yang siap membeli hasil panen petani. (ew)

MEMBANGUNKAN LAHAN TIDUR DAN MENGGEMUKKAN SAPI, ( HANDIAN PURWAWANGSA, BRAMADA WINIAR PUTRA )





PEMBANGUNAN KAWASAN PERTANIAN TERPADU (Berbasis Lahan Tidur), Handian Purwawangsa.S.Hut., M.Si







MODEL-MODEL PEMANFAATAN LAHAN TIDUR YANG SUDAH BERJALAN. Handian Purwawangsa.S.Hut., M.Si






PEMBANGUNAN KABUPATEN BOGOR BERBASIS PERTANIAN, Handian Purwawangsa.S.Hut., M.Si

MISI KABUPATEN BOGOR

  1.  Meningkatkan kesalehan sosial dan kesejahteraan masyarakat.
  2. Meningkatkan daya saing perekonomian masyarakat dan pengembangan usaha berbasis sumberdaya alam dan pariwisata.
  3. Meningkatkan integrasi, koneksitas, kualitas dan kuantitas infrastruktur wilayah dan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.
  4. Meningkatkan aksesibilitas dan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan  pelayanan kesehatan.
  5. Meningkatkan kinerja penyelenggaraan pemerintahan dan kerjasama antar daerah dalam kerangka tata kelola pemerintahan yang baik.
 KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN KABUPATEN BOGOR (RPJM 2013-2018)
 
  • ´Pembangunan sosial masyarakat, budaya dan kehidupan beragama (indikator utama IPM dan IPG)
  • ´Pembangunan ekonomi diarahkan pada peningkatan tingkat kesejahteraan masyarakat.. Dst
  • ´Pemantapan tata kelola pemerintah daerah